Selasa, 14 Agustus 2012

Pentingnya Pendidikan Orang Dewasa Pada Bimbingan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

PENTINGNYA PENDIDIKAN ORANG DEWASA
PADA BIMBINGAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

Oleh:  Rahadjeng Kismaningsih


Pada jalur pendidikan non formal, dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan pendidikan tersebut, bidang pembinaan kursus dan kelembagaan menetapkan tiga tema kebijakan pembangunan pendidikan nasional dengan focus kebijakan pada: 1) spectrum nasional dan internasional; 2) spectrum perkotaan, dan ; 3) spectrum pedesaan.
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan baik local, nasional, dan global sehingga mampu membangun insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.  Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dalam kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada tiga pilar, yaitu: 1) pemerataan dan perluasan akses; 2) peningkatan mutu, relevansi, daya saing, dan ; 3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan public.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (UU No. 20/2003 pasal 26 ayat 5). Kursus dan Pelatihan diselenggarakan untuk masyarakat yang usianya tidak dibatasi, tidak dibedakan jenis kelaminnya dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Kursus dan pelatihan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal, yaitu: 1) Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP); 2) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM); 3) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB); Penyelenggaraan Lembaga pemerintah desa; 4) Lembaga lain yang sejenis.
Berdasarkan PERMENAN RB No.14 Tahun 2010. Tugas operasional kepenilikan dalam pengendalian mutu dan evaluasi dampak serta bimbingan  tenaga Pendidik dan Kependidikan maka dapat dinggunakan strategi dan pendekatan yang dikenal dengan Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education). Pengertian Malcolm  Knowles dalam  publikasinya  yang  berjudul The AdultLearner, A Neglected Species mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa. Sejak saat itulah  istilah Andragogi makin diperbincangkan oleh berbagai kalangan khususnya para ahli pendidikan.Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno aner, dengan akar kata andr- yang berarti laki-laki, bukan anak laki-laki atau orang dewasa, dan agogos yang berarti membimbing atau membina, maka andragogi secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Sedangkan istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah pedagogi, yang ditarik dari kata paid artinya anak dan agogos artinya membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harafiah pedagogi berarti seni atau pengetahuan membimbing . Kalau ditarik pengertiannya sejalan dengan pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).
 Berikut adalah karakteristik dan tujuan pendidikan orang dewasa (POD)yaitu :
1. Karakteristik POD :
a. Orang dewasa telah memilikilebih banyak pengalaman hidup
b. Orang dewasa telah memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
c. Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan tanggung jawab
d. Kurang percaya pada kemampuan diri untuk belajar kembali
e. Orang dewasa lebih beragam daripada pemuda
f. Orang dewasa lebih memaknai belajar proses belajarnya

2. Tujuan POD :
Menurut Houle (dalam Yusnaidi), POD memiliki 5 orientasi, yaitu :
a.    Memusatkan pada tujuan
b.    Memenuhi kebutuhan dan minat
c.    Menyerupai sekolah
d.   Menguatkan kepemimpinan
e.    Mengembangkan lembaga POD
f.                           Meningkatkan informasi

Jadi hal yang harus dipahami Penilik dalam melaksanakan tugas bimbingan antara lain : Pertama. Pendidikan Orang Dewasa, Kedua. memahami karakteristik program PNFI; Ketiga. memahami dan mampu mengindentifikasi kebutuhan belajar Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Secara sederhana permasalahan yang sering muncul di lapangan dalam oprasional program PNFI sehingga perlu mendapat bimbingan dari penilik antara lain;
  1. Sering dialami tenaga kependidikan, seperti :
·         Keterbatasan pengetahuan dalam mengelola administrasi;
·         Keterbatasan dana; Memotivasi sasaran
·         Kekurangan alat tulis kantor, fasilitas belajar;
·         Penyusunan program belajar.
  1. Sering dialami oleh pendidik, seperti :
·         Kurangnya modul/bahan belajar;
·         Belum mengikuti pelatihan ketutoran;
·         Malasnya membuat persiapan mengajar;
·         Kecilnya insentif/honor; Memotivasi sasaran
3.      Standarisasi kursus mengacu pada standar nasional pendidikan, mencakup:
·      Standar isi ,Standar proses ,
·      Standar kompetensi lulusan ,
·      Standar pendidik tenaga dan kependidikan ,
·      Standar sarana dan prasarana,
·      Standar pengelolaan ,
·      Standar pembiyaan ;
·      Standar penilaian pendidikan
(Bab II Psl 2 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan)
 Sampai saat ini tercatat sebanyak 224 jenis keterampilan. Dari 224 jenis keterampilan tersebut, sudah dibakukan menjadi 69 jenis keterampilan. Informasi jenis keterampilan selengkapnya dapat lihat di website www.infokursus.net.
Kegiatan membimbing umumnya dilaksanakan setelah kegiatan pemantauan dan penilaian, sehingga dari dua kegiatan itu dapat ditemukan berbagai materi yang bisa diselesaikan dengan kegiatan bimbingan. Oleh karenanya bimbingan merupakan rangkaian kegiatan penilikan yang harus dilakukan secara terencana, sistematis dan terus menerus sehingga mutu program akan terkendali secara maksimal.
Dalam oprasionalnya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sesuai permasalahan yang akan di atasinya. Sebagai ilustrasi dari posisi bimbingan dalam penilikan program PNFI dapat di lihat pada bagan di bawah ini:

Bagan 1. Posisi bimbingan dalam tugas kepenilikan


 


Berdasarkan bagan diatas, bahwa bimbingan yang dilaksanakan oleh penilik akan efektif dan efisien apabila substansi materi bimbingan diperoleh dari hasil analisis dan penilaian terhadap perkembangan program sehingga dari kegiatan tersebut dapat diperoleh bukti fisik untuk angka kredit penilik yang bersangkutan. Yang harus diperhatikan pada saat melaksanakan tugas bimbingan yaitu : Tahapan bimbingan ,kelengkapan administrasi dan rincian kegiatan penilik dalam pembimbingan  sesuai dengan jenjang jabatan.
Referensi :
Lukman Effendi,  2011 Modul Pendidikan Orang Dewasa, STPP BOGOR
Bandung tahun  2012,  Materi Diklat Penilik : Bimbingan Kepenilikan
Komentar Anda ...